Sabtu, 29 September 2012
Jumat, 28 September 2012
..dan sayapun diinterogasi pasien..
kali ini ingin menulis yang ringan-ringan saja dulu ya? lupakan dulu soal bahasa-bahasa berat yang biasanya ada di blog ku. kita cerita yang lucu-lucu aja dulu, oke?
begini ceritanya,
hari itu, sesuai janji, aku datang ke salah satu rumah sakit di daerah Jakarta. kali ini sebagai pasien, bukan sebagai koasisten. hanya saja, walaupun pergi jadi pasien, aku tetap harus memperhatikan penampilanku. ini jadi kebiasaanku sejak jadi koasisten setahun lalu, hmmm.. baiklah aku jelaskan dulu soal penampilan ini...
aku adalah seorang perempuan yang sangat cuek dengan penampilan. aku nggak suka dandan, gak tahu caranya dandan yang baik, nggak tahu pilih baju yang bagus, pokoknya sangat cuek dengan penampilan. ke kampus saja biasanya ala kadarnya, apalagi ke rumah sakit. tapi sejak stase pertama, kakakku tersayang bilang aku harus belajar dandan, maka belajarlah aku. dulu, kalau ke rumah sakit sebagai pasien, aku bisa sangat cuek. pakai celana pendek, kaos oblong plus sendal seadanya. aku selalu pikir, aku ke rumah sakit bukan buat fashion show kan? jadi ya masa bodo amat sama penampilan. lagian juga, mana ada orang sakit yang dandan? eh, kecuali di sinetron..
tapi semenjak aku berstatus koasisten, walaupun aku jadi pasien, aku sekarang tetap harus berpakaian rapi dan memperhatikan penampilan. tahu kenapa? soalnya beberapa kali aku datang dengan penampilan seadanya, lalu dokter-dokter ini seringkali "menggoda" di depan poli dan bilang kalau aku dokter. malu kan dilihat pasien-pasien di depan poli kalau sudah begitu. pasti mereka akan mikir, "ini orang lebih cocok jadi tukang sapu daripada jadi dokter!" nah, jadi semenjak itu, aku tetap harus memperhatikan penampilan kalau ke rumah sakit sekalipun jadi pasien.
balik ke topik,
seperti biasa, aku harus bertemu dengan internistku, sebut saja namanya dr X. aku duduk menunggu di depan polinya bersama pasien-pasiennya yang lain. di bagian penyakit dalam itu, aku sering mendapati diriku paling muda diantara pasien-pasien lainnya. paling cantik sendiri deh pokoknya (loh koq bangga?!)
hari itu ada janji buat echocardiografi dan "imunisasi", ya sebutlah begitu. karena aku memang sedang menjalani terapi yang mewajibkan aku disuntik setiap dua minggu sekali.
setelah sempat ketemu dokter X, aku kembali menunggu di luar untuk menunggu echocardiografi. pasien dr X hari itu ramai sekali. aku sampai lelah menunggu. waktu menunggu aku isi dengan membaca buku. novel! he he. jangan bayangkan aku membaca textbook ya kalau lagi menunggu begitu. bisa ketiduran nanti. aku bukan perempuan yang pandai memulai percakapan, jadi lebih senang membaca saja kalau sambil menunggu.
ditengah-tengah jam poliklinik, dr X harus meninggalkan poli karena ada tindakan yang harus dikerjakannya. aku sudah sempar berpikir, pasti lama nih, tapi ya sudahlah, tunggu saja.
nah, berawal dari sana, waktu dr X keluar dari ruang praktiknya, beliau melihatku dan menegurku. katanya, "kamu suntik aja dulu ya? sama susternya aja ya suntiknya? daripada kelamaan nunggu." aku terpana tak menjawab, kaget aja, karena beliau bicara di depan pasien-pasien lain. alhasil semua pasien di depan ruang praktiknya itu menatap ke arahku. aku cuma bisa menahan nafas. matek! belum sempat aku jawab, dr X sudah bicara dengan perawatnya, di depan pintu ruang praktiknya, dan semua pasien bisa dengar. kira-kira begini kalimatnya "suntikin dulu obatnya buat dokter itu, bisa kan?" aku rasanya mau kabur saja dari depan ruangan. duh, malu banget. tapi perawatnya keberatan. tidak mau, jadi sekali lagi beliau bilang padaku (masih di depan pasien-pasien lain) "ya sudah nanti aku aja yang suntik ya obatnya?" aku mengangguk.
begitu dr X berlalu dari ruang praktiknya, mulailah ibu-ibu di depan poli itu penasaran dengan aku. aku dibuatnya sampai keringat dingin. aku menjalani kepaniteraan klinik sudah setahun. aku biasa menghadapi pertanyaan-pertanyaan pasien tentang sakit mereka, tapi ditanya pasien tentang sakitku, ini baru yang pertama kali.
ibu pertama bertanya, "dek, sakit apa? koq disuntik segala?"
aku jawab, "oh, nggak apa-apa, bu. hanya infeksi saja."
"apanya yang infeksi?"
damn! aku bingung bagaimana mau jawabnya. tentu saja aku tau sakitku, aku bisa menjelaskan dengan baik, tapi ibu ini kan bertanya atas dasar hanya ingin tahu. aku tidak berniat menceritakan sakitku pada siapapun. pokoknya tidak, jadi berusaha aku menjawab simpel-simpel saja.
"ada infeksi di darah, bu." jawabku lagi.
ternyata jawabanku di sambut ibu kedua, "loh, kalau infeksinya di darah kenapa ke dokter jantung? yang tadi itu dokter jantung kan?"
haduhh...bagaimana lagi caranya aku harus jawab? tapi akhirnya aku jawab saja, "iya bu, infeksinya sudah sampai ke jantung."
dan pertanyaannya ternyata terus sambung menyambung..siang itu aku benar-benar seperti diinterogasi pasien. kadang aku cuma bisa senyum atau garuk-garuk kepala saking bingung mau jawab apa.
"koq bisa infeksi di darah sampai ke jantung?"
"lalu ketahuan kalau ada infeksinya 'gimana?"
"terus tadi katanya disuntik ya? disuntik apa?"
"gimana gejala-gejalanya? apa yang dirasain?"
"nyeri dadanya gimana? sudah berapa lama?"
"terus sekarang lagi nunggu apa?"
"oh mau echo, kenapa harus di echo?"
aku jujur saja jadi gelagapan sendiri. buset, ini lebih susah daripada ujian dengan konsulen. kalau pertanyaan itu dari konsulen, aku yakin aku bisa jawab dengan baik, tapi karena ini yang tanya pasien, aku jadi bingung sendiri. bukan artinya aku tidak bisa mengomunikasikan suatu penyakit kepada pasien, tapi di sini kondisinya beda. mereka ingin tahu sakitku sementara aku tidak ingin mereka tahu. itu saja.
mau rasanya kabur dari sana, saking bingung tiap ditanya. bingung jawaban apa yang harus aku berikan.
terakhir, si ibu satu berbisik ke ibu di sebelahnya, "kasihan ya adik itu, masih muda sudah sakit jantung.."
seperti ada tinju yang menumbuk tepat di hatiku. ingin aku ralat, tapi mereka kan hanya bisik-bisik, buat apa aku ralat? lagipula, aku juga tidak ingin mereka tahu aku sakit apa. sedih juga sih mendengar kalimat seperti itu. nggak tahu kenapa, tapi sedih saja. ucapan itu kan doa. mudah-mudahan jangan terjadi yang demikian. ya memang sih ada masalah dengan jantungku, tapi kalau dibilang "sakit jantung" koq rasanya terlalu menyedihkan hatiku.
belakangan aku pura-pura menyibukan diriku sendiri. entah itu main blackberry atau pura-pura serius membaca novel, pokoknya jangan sampai ditanya-tanya lagi. memang sih setelah itu tidak ditanya-tanya lagi, tapi mereka saling membicarakan. ngegosip tentang aku. duhhh...
Sabtu, 22 September 2012
apa aku boleh mencintaimu sekali lagi?
dear My X
waktu sedang menulis ini, aku tengah berpikir tentangmu, oh salah, bukan tentangmu, tapi tentang kita. tentang rumitnya lingkaran kusut yang sedang kita hadapi. apa kamu pernah berpikir juga tentang hal ini? tentang kenapa kita berputar-putar hanya mencari sebuah tujuan?
apa aku sudah sejauh itu berubah, kekasihku? sampai aku tak lagi mampu meniti ke mana arah tujuanmu. aku seperti tak lagi mengenali setapak yang awalnya kita jalani bersama. kau sudah di mana, sayang? masihkah kita membawa peta yang sama? masihkah kompasmu menuju arahku?
akhir-akhir ini aku merasa begitu jauh darimu. peta dalam genggamanku belum pernah aku ganti. belum sekalipun. aku masih berjalan di arah yang sudah kita tentukan bersama. kita tidak punya seribu jalan menuju Roma. kita hanya punya satu jalan. satu setapak. satu tujuan.
tapi sayang, mengapa aku merasa semakin aku melangkah, semakin jauh terbentang jarak diantara kita? aku seperti menjauh dari pola perjalananmu. aku tak lagi bisa menyamakan langkah. aku sudah di mana, sayang? atau, mengapa kau berbalik arah? adakah tujuanmu yang lain? yang tak lagi sama dengan tujuan kita?
baiklah aku mengaku saja, tentang keraguan yang mendera. semacam bimbang yang menghantui dan merecoki penggalan kisah kita. jadi karena itu, aku menuliskannya untukmu. apa aku boleh mencintaimu sekali lagi?
tapi kali ini, biarkan caraku mencintaimu lebih dewasa dari yang sebelumnya. aku mau mencintaimu dengan cara yang sangat sederhana, sama seperti waktu pertama kali kita bertemu. cuma soal hati. cuma soal cinta. tidak ada yang lain.
tapi maka dari itu aku tanyakan, apa aku boleh mencintaimu sekali lagi? dan kita telusuri lagi peta ini, supaya kita tak sama-sama salah arah...
aku tahu cukup bodoh mengatakan, buat apa kita buang-buang waktu seuluh tahun kalau nyatanya kita sedang berjalan ke arah yang sangat berlawanan? aku menuju belahan bumi selatan sementara kamu utara? lalu akan bertemu di mana nantinya? tapi baiknya memang aku katakan, bahwa waktu tak akan menjamin kita akan sampai pada tujuan yang sama.
yang perlu aku dan kamu pertimbangkan adalah....aku belum pernah mencintai sesiapapun dengan cara aku mencintaimu. dengan cara paling sederhana dan paling apa adanya...
jadi, jawab saja kalau masih ada keinginan yang sama di hatimu,,,,
apa aku boleh mencintaimu sekali lagi?
sepuluh minggu yang ajaib
dear: Tuty, Ainaa dan Iena
masih ingatkah malam saat kita baca pengumuman stase keluar? aku yang terakhir tahu. kita berempat akan melalui hari-hari di bandung bersama. ya. bandung.
mulai malam itu juga kita disibukkan dengan persoalan baru selain tentang ujian interna kita yang masih menanti. kita sibuk mencari kamar di wisma rumah sakit. untungnya tak begitu sulit mendapatkannya. kita akan tinggal dalam satu kamar. ya. berempat dalam satu kamar. aku agak sulit membayangkannya. aku jarang bisa berbagi kamar. harapanku, semoga kita bisa melalui sepuluh minggu ini dengan sebaik-baiknya.
sebelum kita tiba di bandung, kita berempat sudah banyak mendengar tentang hal-hal apa saja yang ada di rumah sakit tempat kita akan menjalani kepaniteraan klinik bagian obstetri ginekologi ini. ada yang membuat kita jadi lebih semangat tapi ada juga yang membuat kita resah. tapi kita sudah sepakat, semua akan kita lewati sama-sama. ya. sama-sama.
hari-hari di bandung tak seperti yang kita bayangkan. tidak ada sama sekali waktu untuk bersantai. aku merasa kita jaga malam setiap hari. ya. setiap hari. belum lagi berbagai hal lainnya yang membuat air mata harus jatuh bercucuran di stase kali ini. mulai dari kita yang masih belum paham mengenai "apa maunya konsulen ini" lalu kita yang mencoba beradaptasi dengan berbagai pribadi di rumah sakit. kita yang lalu terjerembab dalam lingkaran yang sungguh sama membingungkannya.
tidak semua berjalan mulus di bandung. sedih, tangis, marah pernah sama-sama kita rasakan. pernah jadi bagian yang sekarang jadi kenangan buat kita berempat. tapi aku pernah bilang kan, suatu hari justru stase yang "wah" seperti ini yang akan selalu terkenang di masa-masa kita sudah sama-sama lulus nanti.
di stase ini banyak hal yang membuatku cukup merasa berat menjalaninya. soal lelahnya. soal tugasnya. soal hal-hal lain. dan di stase kali ini pertama kalinya aku merasakan "opname". duh, kalian pasti tahu malam itu aku kesakitan. tapi lalu kita sama-sama terbengong-bengong melihat obat-obatan itu. lucu ya. aku masih ingat betul. masih kecewa. tapi ya sudahlah. aku tak bisa bilang banyak. cuma bisa menyabarkan diri, orang yang belum pernah merasakan chest pain tidak akan pernah tahu seperti apa rasanya jadi aku. sudah, itu saja.
aku sangat berterima kasih buat setiap harinya selama aku harus "pindah kamar" sementara. terima kasih sudah menyelundupkan makanan, terima kasih sudah menyelundupkan obat juga dan terima kasih pengertiannya untuk menggantikan jaga selama aku sakit. kalian benar-benar "adik-adik" yang manis (macacih...ciyuss...miapahh..)
di stase ini aku paling banyak pakai ketorolac. menurut catatanku, tak kurang dari tiga puluh dua ampul ketorolac. tanganku sampai biru-biru semua. belum lagi sulit menemukan vena untuk bisa suntik iv. aku ingat, kalian tak pernah mau disuruh untuk suntik iv buatku.
di penghujung cerita di bandung pun kita masih tersandung masalah ujian. rencana jalan-jalan kita berantakan karena ujianku yang tertunda. tapi aku cukup bersyukur bahwa tak ada satu orangpun yang menyalahkan kita berempat (dan terutama aku). aku merasa cukup lega dengan hal itu.
hari-hari terakhir di rumah sakit tiba-tiba jadi membiru. terkenang nanti kita nggak bisa lagi makan indomie sama-sama, tak lagi ada pecel ayam yang enak itu, belum lagi soal KFC kegemaranku. tiba-tiba saja waktu yang tadinya terasa lambat berjalan kini malah sudah hampir sampai batasnya.
tapi aku tetap sangat bersyukur kita berempat akhirnya menyelesaikan sampai di garis finish. dengan segala air mata, tawa dan serangkaian masalah, akhirnya kita berhasil "lolos" dari bandung juga kan?
terima kasih untuk sepuluh minggu yang ajaib. segala lucu-lucunya kita di kamar kalau sudah badmood, atau segala bercanda kita yang kadang keterlaluan, tapi toh akhirnya kita tertawa juga.
cuma bisa bilang, sepuluh minggu ini menjadi salah satu yang termanis dan yang terbaik...
Bekasi, 22 September 2012
Jumat, 21 September 2012
aku ingin segera ulang tahun
saya ingin sekali segera ulang tahun. saya berharap lima belas november akan datang setahun dua kali. nggak tahu juga bagaimana caranya, tapi saya ingin sekali jadi demikian.
sembilan bulan yang lalu, dokter bilang obat yang lagi saya pakai sekarang ini harus masuk ke tubuh saya sampai saya berusia tiga puluh dua tahun. ya tiga puluh dua tahun. usia saya sekarang? belum lagi dua puluh empat tahun. jadi, masih ada sekitar delapan tahun lebih lagi saya harus terus-terusan pakai obat ini. lama ya... nah karena itu saya ingin segera ulang tahun lagi, lagi dan lagi.
obatnya hanya satu macam. simpel. cuma disuntik im (intra muskular) setiap kurang lebih dua sampai tiga minggu sekali. tapi yang membuat saya merasa begitu menderita dengan obat ini, rasa sakitnya yang bukan main. nah, baiklah coba saya ceritakan satu per satu ya, cerita yang biasanya hanya saya bawa sendiri di dalam hati. cerita yang biasanya saya simpan sendiri dan saya bawa cuma dalam tidur saya sendiri. tapi sekarang, baiklah, saya ceritakan sedikit.
nama obatnya kita rahasiakan saja ya. bentuknya serbuk berwarna putih. untuk bisa disuntikkan, obat ini harus dipolos dengan aquabidest (campuran air khusus untuk menyuntik) sebanyak kurang lebih tujuh cc. pernah lihat spuit yang untuk sepuluh cc? nah spuit itu yang digunakan untuk menyuntik saya setiap dua minggu sekali. tahu perasaan saya waktu pertama kali melihatnya? saya mau pingsan rasanya. lihat spuit yang tiga cc saja sudah ciut nyali saya, ini sepuluh cc!
kalau sudah dioplos dan ada dalam spuit sepuluh cc itu, obatnya jadi mirip propofol. tau propofol? kalau orang medis pasti tahu. itu obat muscle relaxant yang biasanya digunakan di ruang operasi. persis begitu bentuk dan warnanya. putih susu.
sebuah penyiksaan tentu kalau jarum yang digunakan jarum yang menempel pada spuit tersebut, jadi dengan penuh kemurahan hati, dokter saya menggantinya dengan yang lebih kecil ukurannya. jarum dua puluh tiga atau kadang jarum dua puluh satu. sulit menjelaskan sebesar apa, tapi setidaknya tidak sebesar yang ukuran sepuluh cc itu.
masalah pertama, tidak selalu obat itu berhasil disuntikkan hanya dengan satu kali tusuk. rekor terbanyak? lima kali. boleh dibayangkan? lima kali ditusuk dengan jarum im. terasa lucu kadang buat saya, harusnya menyuntik im itu kan mudah, tapi kenyataannya, mungkin ini obat bukan sembarang obat. dokter bilang obatnya tidak bisa masuk.
masalah kedua, nyeri saat obat itu masuk ke dalam tubuh luar biasa sakitnya. dulu, waktu dokter pertama kali bilang "obat ini akan nyeri" saya masih tak begitu percaya, sesakit apa sih? tapi begitu merasakan sakitnya, air mata saya tak pernah tak jatuh. sakit bukan main. saya nggak tahulah bagaimana harus menggambarkannya. pokoknya sakit sekali. dan tujuh cc itu banyak loh. tak jarang saya sampai harus bilang "sudah dok, sakit sekali.." saking memang sakit sekali.
masalah ketiga, sakit setelah disuntik itu nggak hanya lima menit lalu hilang. sakitnya masih akan bertahan terus sampai seharian. rasanya nyut-nyutan. panas. ya pokoknya begitulah.
masalah keempat, kalau salah lokasi menyuntik, maka saya akan mengalami yang terburuk. akan ada dua hari saya kesulitan berjalan karena ischialgia. itu seperti nyeri yang terasa dari bagian pinggang sampai ke kaki. berjalan adalah sebuah perjuangan buat saya. kadang malah berjalan saja sampai meneteskan air mata. saking sakitnya. belum lagi kalau udema setempat. merah dan luar biasa terasa panasnya. dan... orang lain takkan pernah mengerti betapa luar biasanya sakit itu. they wouldn't understand bagaimana ceritanya disuntik sampai jadi sakit saat berjalan. only God knows.
kadang saya ingin marah, ingin protes, tapi kepada siapa? buat apa? dan kenapa harus marah? semua hal ada resikonya. semua hal ada resiko terburuknya. saya harus terima. dengan lapang hati. dengan sabar. dengan ikhlas. kadang sih, saya cuma ingin ditemani aja, tapi kayaknya permintaan seperti itu terdengar manja buat seseorang berusia dua puluh tiga tahun, bukan?
makanya saya mau segera ulang tahun. saya ingin semua ini segera berakhir...itu saja.
bekasi, 22 september 2012
Kamis, 20 September 2012
Senin, 17 September 2012
doa mengubah segala sesuatu
Saat keadaan sekelilingku
Ada di luar kemampuanku
Ku berdiam diri mencari-Mu
Doa mengubah segala sesuatu
Saat kenyataan di depanku
Mengecewakan perasaanku
Kumenutup mata memandang-Mu
S'bab doa mengubah segala sesuatu
Doa orang benar bila didoakan
Dengan yakin besar kuasanya
Dan tiap doa yang lahir dari iman
Berkuasa menyelamatkan
S'perti batang air di tangan-Mu
Mengalir ke mana pun Kau mau
Tiada yang mustahil di mata-Mu
Doa mengubah segala sesuatu-Jonatan Prawira-
Ya Tuhan, saat keadaan sekelilingku ada di luar kemampuanku, apalah daya yang mampu aku lakukan? tidak satupun mampu aku ubah kecuali atas tumpang tangan-Mu yang menjadikannya baru..
aku sendiri bahkan tidak tahu Tuhan, mau ke mana aku dibawa, tapi aku percaya Firman-Mu adalah pelita bagi setiap langkahku. aku tau aku akan dipimpin untuk pergi menuju tempat yang telah Kau sediakan untukku berkarya..
tak ada seorangpun mampu mengerti hati yang hancur, akar pahit dan setiap bait penggalan penggalaman yang membuatku lalu seperti hilang dan takut akan dunia. tapi Kau yang maha Tahu, aku yakin Kau menyelidiki hatiku sampai pada kedalamannya. Tak ada Tuhan yang luput dari penglihatan-Mu.
peganglah tangan-Ku senantiasa. mampukan aku melewati setiap jalan untuk akhirnya keluar sebagai pemenang..
banyak hal, Bapa, terjadi tak sesuai dengan apa yang aku harapankan, sebab manusia memang mengecewakan, namun janji-Mu benar adanya. biarlah aku dibasuh oleh bilur kasih-Mu, untuk mampu memaafkan, menuntaskan setiap akar pahit yang lama tertanam. Jadikan ini Bapa, pelajaran bagiku, namun jangan sampai aku terkubur dalam trauma yang dalam. kuatkan aku dalam setiap perjalanan hidupku.
dan aku percaya, Bapa, di dalam doa aku menemukan jawaban. di dalam doa aku merasa percaya. aku percaya Kau tak pernah melalaikan doa yang sungguh-sungguh. aku menyerahkan setiap hariku, setiap waktu hidupku untuk Kau pakai sesuai rencana-Mu.
Rabu, 12 September 2012
Fontana di Trevi
kemarin aku tiba-tiba dapat sebuah inspirasi untuk menulis sebuah cerita pendek dengan tajuk fontana di trevi. sebenarnya tidak sengaja juga dapat inspirasi ini, tapi lalu membuatku sepanjang hari ini tak henti-henti memikirkan kota Roma.
fontana di trevi atau sering juga disebut trevi fountain, adalah air mancur tercantik dan paling terkenal di kota Roma. hadir dengan sebuah kolam yang menyajikan patung-patung indah karya Nicola Salvi, dibuat pada pemerintahan Paus Clement XII. ada mitos yang mengatakan, kalau kita melempar koin ke dalam kolam air mancur ini, dengan posisi tubuh kita memunggungi air mancur, niscaya kita akan kembali lagi ke kota ini.
tiba-tiba saja aku jatuh cinta pada Kota Roma. aku browsing tentang pariwisata di ibu kota Italia ini. sebenarnya sudah beberapa kali ada yang cerita padaku, Roma adalah sebuah kota yang indah (dan romantis juga), dengan bangunan-bangunan peninggalan sejarah.
sebut saja Colosseum, bangunan tempat para gladiator yang dulu bertarung dengan binatang buas hingga berhari-hari sampai mati.
Atau Piazza Navona, yang juga dijadikan tempat syuting film yang diangkat dari novel Dan Brown, Angels and Demonds.
tiba-tiba saja baru aku sadar betapa cantiknya Kota Roma ini. pantas saja orang-orang seni ternama lahir dari kota ini, bagaimana tak terasah jiwa seninya kalau tiap hari melihat pemandangan seindah yang baru aku saksikan dari foto-fotonya saja.
kebetulan juga, salah satu penyanyi favoritku berasal dari negara Italia ini, Andrea Bocelli.
ingin rasanya bermimpi, suatu hari nanti bisa ada di Kota Roma, nonton konser Andrea Bocelli lalu menikmati setiap jengkal keindahan kotanya. Kota yang tiba-tiba terbayang-bayang terus dalam pikiranku..
suatu hari, di hadapan Fontana di Trevi....
Senin, 10 September 2012
ketika dokter berdoa
Bapaku di sorga,
setiap langkah di dalam perjalanan hidupku adalah karena rancangan-Mu yang indah. rancangan yang terbaik, yang Kau sediakan, bahkan sebelum aku ada. sebelum aku sendiri mampu mengerti apa artiku untuk hidup.
Kau lah Bapa yang setia menjaga dan memelihara setiap langkah hidupku, agar senantiasa berada dalam rangkaian perjalanan peziarahan hidup.
sebagai seseorang yang Kau tugaskan sebagaimana aku sekarang, kiranya Bapa tetapkan aku untuk senantiasa menjadi dokter yang takut akan Bapa. sebab takut akan Tuhan adalah landasan setiap kebaikan hati dan ketulusan. kebenaran-Mu biarlah menjadi pelita langkah hidupku.
jauhkanlah daripadaku keinginan mengumpulkan materi dan harta benda, menjadi hebat lagi tinggi hati. biarlah aku menjadi perpanjangan tangan-Mu yang renah hati dan menunduk pada firman-Mu. kiranya aku bekerja dengan setia di kebun anggur-Mu.
cukupkanlah rizki bagiku sesuai dengan kehendak-Mu saja. ajar aku menerima upah sorgawi yang terlebih besar lagi. sebab aku mengetahui, ketika kutemukan Kerajaan Allah, maka segalanya akan ditambahkan kepadaku. maka biarlah aku bekerja demi Kerajaan-Mu.
janganlah secara sadar maupun tak aku sadari, aku merampas yang bukan menjadi hak-ku, membebani mereka yang datang sebagai pasien, melahirkan jerit penderitaan mereka yang bertambah. biarlah aku peka dan tidak menjadi batu sandungan kepada mereka yang mencari penyembuhan.
pakailah aku sesuai rencana-Mu, utuslah aku di mana Kau rasa aku mampu menghadapi setiap badainya. di tempat aku boleh berkarya dan melayani bukan justru dilayani. memberi dan bukan untuk diberi.
dan Bapa, katakanlah kepada mereka yang berharap lebih kepadaku, aku bekerja di ladang anggur-Mu, kepunyaan-Mu dan tak lagi ingin memikirkan hal-hal duniawi. mereka yang paling hina adalah saudara-saudaraku. rekan-rekanku di dalam Kerajaan sorga kelak.
dan setiap pergumulanku, Bapa, aku serahkan hanya di dalam tangan-Mu yang selalu mengangkatku dan memulihkanku.
AMIN
dan aku bermimpi tentang dunia yang baru
sudah hampir satu tahun aku menjalani masa kepaniteraan klinik ini. sudah enam rumah sakit. enam suasana berbeda. berat selalu diawalnya, tapi lalu menyisakan kenangan yang manis setelahnya.
malam ini aku terpikir tentang satu hal. tentang tujuan hidupku. kadang aku melamun, kalau aku bicara soal tujuan hidupku yang bukan jadi dokter terkenal di kota besar, apa orang lain akan paham?
aku bermimpi tentang sebuah pengabdian di daerah terpencil. aku ingin benar-benar merasa "ada" ditengah masyarakat. aku ingin sekali pergi jauh dari jakarta. sumpek. mati. ya. kota mati. kota tanpa kegilaan-kegilaan. kota hampa.
aku tak pernah berpikir jadi dokter yang kerja di klinik 24 jam di kota, digaji sekian puluh ribu per pasien, jaga malam, atau kesibukan lainnya itu.
aku senang berandai-andai, bekerja di sebuah daerah yang sangat terpencil, yang mungkin aku hanya akan dibayar dengan sekarung singkong. aku ingin ada di tengah-tengah mereka yang lebih membutuhkanku. aku ingin menemukan jalan hidupku sendiri, di sana, di tempat aku merasa lebih berarti, lebih ada artinya dan tentu lebih bahagia
tidak terpikir hidup di kota, kaya, banyak uang, sama sekali tidak. itu bukanlah seperti yang aku mau.
aku di sini, sebagai dokter muda, yang hampir selalu mendengar mereka bilang aku "salah jurusan", tapi aku tak lagi mau ambil pusing. aku tak lagi peduli. terserah mereka bilang aku salah jurusan, tapi di hatiku, kupegang teguh sumpah Hipocrates yang akan aku ucapkan kelak. saya akan menghargai setiap kehidupan mulai dari proses pembuahan.
kalau aku salah jurusan, takkan aku biarkan aku menyakiti diriku sendiri. berlelah-lelah dengan segala jenis kepaniteraan ini. buat apa kalau aku tidak punya sebuah tujuan yang aku kejar?
aku mencintai pekerjaanku, dan pekerjaan ini adalah misi kemanusiaanku. misi sosialku. takkan ada yang bisa mengubahnya.
dear matahari
dear matahari,
hai. apa kabarmu di ujung senja ini? aku lama tidak mendengar apapun tentangmu. lebih kepada karena aku memang tidak ingin mendengarnya sih. aku sedang berusaha mengubur semua cerita yang pernah ada diantara kita. aku sudah banyak berubah dan kau juga pastinya begitu.
aku berencana kembali, ke kota kecil tempat pertama kali kita bertemu. aku datang mungkin bukan hanya untukmu, tapi aku ingin juga membuktikan kepadamu, aku masih tegar berdiri di sini. aku tak serapuh itu.
jujur saja, matahariku, aku cukup kecewa dengan "peristiwa" yang membuat hubungan kita berantakan seperti sekarang, tapi aku sekaligus bersyukur, ini memang sudah seharusnya berakhir.
terima kasih untuk senja-senja yang manis, yang selalu kamu bawa di waktu itu. aku bahagia pernah menikmatinya..
Rumah di Seribu Ombak
aku sudah nonton film-nya sebelum aku baca novelnya. maklumlah, aku bukan lagi aku yang dulu. aku tak lagi mengecek emailku saat daftar buku-buku terbaru dikirimkan kepadaku. aku sudah tak banyak mengikuti perkembangan novel-novel dan karya sastra terbaru yang bermunculan. aku jauh ketinggalan.
rumah di seribu ombak karya erwin arnada ini sungguh memukau sejak awal aku membacanya. kalimatnya mengalir dengan indah namun tidak bertele-tele. aku suka caranya menceritakan sebuah peristiwa. mendetail namun tak membosankan.
rumah di seribu ombak menceritakan persahabatan dua orang anak laki-laki di singaraja, bali. dua orang sahabat yang sama-sama berjuang untuk keluar dari trauma masa kecilnya. Samihi, anak muslim yang takut dengan laut dan yanik, anak Hindu yang punya trauma dengan seorang pria asing pedofilia.
persahabatan dua anak manusia yang terasa begitu manis sekaligus getir. samihi dan yanik saling membantu, saling berbagi dan saling mengerti.
erwin arnada berhasil menghanyutkanku dalam novelnya. aku begitu menikmati pantai lovina yang diceritakanya. aku begitu terbawa suasana dengan penggambarannya tentang lumba-lumba, tentang surfing dan tentang sebuah persahabatan abadi antara samihi dan yanik.
sekali lagi erwin arnada menyajikan eksekusi yang membuatku menarik nafas lega. seperti inilah novel yang aku suka. inilah karya sastra. bukan angan-angan mimpi semata, tapi menunjukkan sebuah hal yang lebih mendekat pada realita.
rumah di seribu ombak, aku jatuh hati sejak halaman pertamanya dan terkagum-kagum sampai pada akhirnya..
Sabtu, 08 September 2012
selamat wisuda, kekasihku
dear X,
sayang, selamat ya atas wisudamu hari ini. aku ikut berbahagia untukmu. aku bahkan ingin meneteskan air mata karena betapa bahagianya aku melihatmu bahagia. sekarang ini baru aku sadar apa artinya bahagia itu. bahagia adalah saat aku melihatmu tersenyum, tertawa dan melihat wajahmu yang sumringah karena luapan bahagiamu. sayang, andai aku boleh memelukmu dan kita luapkan sama-sama rasa bahagia yang membuncah ini.
dari foto-fotomu, aku melihatmu hari ini gagah sekali. kemeja biru dan celana panjang hitam, ditambah dasi yang begitu serasi dengan kemejamu. kamu nampak seperti pangeran kota, dan kamu makin terlihat gagah dengan jubah hitammu. bahagiaku bertambah setingkat lagi menyadari kamu benar-benar seseorang yang pas untukku. ya, PAS, sayang. kamu pas, bukan sempurna, karena kalau kamu sempurna, lalu buat apakah kehadiranku di sisimu, sayang? kamu adalah sebuah ke-pas-an yang akan nampak sempurna bila dipadukan denganku. ya, KITA.
hari ini aku melihatmu begitu bahagia. kamu seolah tak mampu berhenti tersenyum dan tertawa, dan bukan itu saja, sayang, kalau kau tersenyum, bukan hanya bibirmu yang tersenyum, tapi matamu juga, hidungmu juga, pipimu juga. setiap jengkal anatomi tubuhmu tersenyum menyambut hari kelulusanmu. aku benar-benar menikmatimu yang bahagia. kalau saja senyummu bisa dibingkai, aku mau ambil seluruhnya, aku bingkai dan pajang di kamar tidurku, supaya setiap aku resah, aku boleh melihatnya, bahagiamu akan menular kepadaku setelahnya.
aku ucapkan selamat untukmu, sayang. selamat telah menyelesaikan satu lagi babak dalam episode hidupmu. congratulation, sayang. sekarang kamu sudah jadi sarjana. sudah dapat gelar seperti yang kamu mau.
terima kasih telah menyertakan aku jadi bagian dari kepingan-kepingan perjuanganmu. adalah sebuah kebahagiaan menemanimu dalam setiap langkahmu. waktu kau kuliah, menyelesaikan skripsi sampai sidang skripsi yang katamu sangat mendebarkan. hari itu aku ikut-ikut gelisah memikirkanmu. apa ujian skripsi itu sama menyeramkannya dengan ujian pasien, sayang?
tapi hari ini, lupakan soal kesusahan-kesusahan kemarin. bahagia saja, sayang. tersenyum. tertawa. nikmati hari ini dengan caramu.
sayang, walaupun kamu tidak jadi seperti yang kamu impikan sejak kita masih duduk di sekolah menengah, tapi aku percaya kamu tetap bahagia. mungkin memang bukan di angkasa sana tempat kau akan mengabdi. di sini, di dekatku saja, sayang, supaya aku tak akan terlalu risau. kau bayangkan saja, kalau kau jadi penerbang, aku pasti akan jadi yang paling gelisah setiap kali kau akan membelah angkasa. ingat waktu kita sama-sama mendengarkan lagu "leavin on a jet plane", lagu yang juga masih sering aku dengar hingga saat ini dan lagu itu selalu mengingatkanku pada semua mimpi-mimpi kecil kita.
sayang, setelah ini babak baru dimulai. aku berdoa untukmu selalu, semoga kamu cepat mendapat pekerjaan seperti yang kamu inginkan. katamu, supaya bisa cepat terima gaji, menabung dan nanti kita pergi ke Pantai Lovina.
aku masih ingat betul mimpi-mimpimu, tentang menikmati laut Lovina dengan lumba-lumba yang akan menyambutmu dengan senang, lalu menikmati sunset di Kuta yang begitu memukau. kita akan menonton orang-orang berselancar di tengah laut dan kita akan menikmati aroma laut yang kental di negeri seribu pura.
tapi sayang, kalau ternyata kau harus melewati proses yang lebih panjang, janganlah takut sayang, kau harus tetap berjuang. untuk setiap jengkal mimpi-mimpimu. kau harus bersabar dan tak boleh putus asa.
dan ini saja yang aku janjikan di hari kelulusanmu, aku akan selalu ada di belakangmu, melindungi bayanganmu. aku tak pernah jauh. kau seharusnya sudah tahu kemana kau harus kembali saat lelah menyergap. aku tak pernah sekali-sekali meninggalkanmu.
aku akan tetap bersamamu, sampai kau mampu berjalan sendiri, atau sampai waktunya kau yang tentukan, bahwa sudah ada yang lain yang melindungimu lebih intim. dan saat itu, sayangku, aku akan meninggalkanmu dengan tetap bahagia..
Bekasi, 8 September 2012
Langganan:
Postingan (Atom)