karena menulis itu menyembuhkan maka MENULISLAH...
Zona Laut Biru
satu-satunya yang aku suka adalah : MENULIS, soal yang lain masih boleh ditawar, tapi MENULIS adalah satu-satunya duniaku yang tak pernah berdusta
Jumat, 05 Oktober 2012
ya! aku pernah mencintaimu..
dear matahari,
ya, matahari. ada suatu waktu, yang belum lama ini berlalu, aku merasakan gelitik hangat di dadaku bila aku berada di dekatmu. perasaan maha lembut yang sudah lama tak pernah aku rasakan. hatiku yang gersang tiba-tiba teduh dengan senyummu.
aku menikmati setiap potongan senja yang pernah kita lewati bersama. aku menikmati perasaan yang merongrong di saat-saat terakhir masa itu. menyesalkah aku pernah mencintamu, matahari? mungkin tak pernah..
aku belum pernah merasakan begitu diperhatikan, di saat kesendirian tengah meraja. perasaan begitu dibutuhkan, bahkan ketika aku sendiri merasa tak lagi membutuh raga ini. tapi kau di sana, jadi secercah harapan di tengah hari yang lelah..
matahariku, aku pernah membiarkan perasaan ini tumbuh perlahan, mengharap akan segera kita boleh berjumpa lagi, tapi aku kecewa, bahwa terlalu jauh jarak yang dibentangkan. tapi pada akhirnya aku sadari, bahwa semakin aku mendekat, mungkin nantinya aku akan semakin sakit hati. aku harus belajar melepasmu.
matahari, aku bukan dirinya yang membutuhkanmu hanya di saat-saat tertentu saja. bila aku sayang padamu, ini sebuah perasaan yang lahir dari hati atas nama ketulusan dan keikhlasan. aku takkan menuntut apa-apa untuk menjadi bagianmu. mungkin aku hanya kecewa, mengapakah aku harus ditempatkan di tempat yang sama, yang dulu kau bilang hanya untukku?
aku ingin bersama denganmu, sebatas aku dan kamu lalu ruang. lupakan soal lainnya. aku tak butuh pesawat untuk kita pergi ke negeri antah berantah. aku hanya ingin bicara denganmu dan berharap semuanya jadi baik-baik saja. aku ingin melengkapimu dengan sebait ketulusan.
aku tak pernah belajar memanfaatkan kau, yang begitu baik, aku ingin melimpahimu dengan setiap kebaikan yang mampu aku lakukan, tapi jangan rongrong aku dengan sikapmu yang penuh tanda tanya.
aku pernah mencintaimu dengan sangat ikhlas, bahkan ketika aku pergi, aku tak meminta apapun harus dikembalikan. aku bahagia, melihatmu bahagia. aku melepasmu seperti sebelumnya. kita adalah dua perahu, yang takkan pernah mengarungi samudera yang sama.
dear matahari, mungkin kau merasakannya. aku melangkah mengambil jarak diantara kita. aku hanya ingin membuatnya jadi terbiasa, setidaknya untukku. aku tahu kau akan baik-baik saja, dengan malaikat-malaikat yang akan menjagamu. suatu hari nanti, matahariku, kita tertawakan masa yang sudah lewat dulu. tapi benar memang, aku pernah mencintaimu, dengan cara yang paling sederhana dan tanpa mengharap apa-apa.
sebab ketika kita mencintai, perasaan tersebut akan mendorong kita untuk melakukan yang terbaik untuk seseorang yang kita cintai. begitu juga aku kepadamu. aku ingin membagi denganmu. memberikan setiap waktuku menemanimu. doaku terkirim di malam-malam waktu kudengar kau terbaring sakit. dan aku tak pernah mengharap diperlakukan secara khusus. aku tak mencari materimu. aku mencintaimu dengan perasaan yang sangat sederhana. rasa ingin melindungi dan rasa ingin selalu membuatmu tersenyum. itu saja.
matahari, aku masih berdoa untukmu sekalipun kita sudah jauh sekali terpisah. aku tak pernah mencoba melupakanmu. aku selalu mengingat setiap kebaikan hatimu. bila aku mengambil jarak, pahamilah sebentar, aku butuh terbiasa...tanpamu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar