Soekarno merupakan anak dari Raden Soekemi dan Ida Ayu Nyoman Rai. Ayahnya berasal dari Jawa sementara ibunya berasal dari Bali .
Tidak seorangpun pada masa kecil Soekarno yang bisa meramalkan kelak Soekarno kecil akan menjadi seorang pemimpin besar, bahkan menjadi salah satu tokoh yang membawa bangsa Indonesia kepada kemerdekaan.
Masa balita dan kanak-kanak Soekarno masih tetap kelabu. Ekonomi orang tuanya yang pas-pasan, membuat hidup Soekarno terasa begitu sulit. Sehari-hari dia hanya makan tahu tempe dan sayur singkong. Namun walau begitu, Soekarno tidak pernah mengeluh. Dia tetap menggemari masakan sederhana itu, bahkan sampai ia menduduki bangku kepresidenannya.
Ketika Soekarno masih kecil, ia layaknya anak-anak seusianya. Tidak ada tanda-tanda yang membuat orang bisa menebak kelak dia akan menjadi orang besar. Namun satu hal yang menonjol dalam dirinya, Soekarno adalah seorang pemberani sekaligus senang berkelahi. Tak jarang Soekarno pulang dari sekolah dengan wajah yang babak belur. Tapi toh dia bangga. Walaupun tidak menguasai ilmu beladiri, namun dengan modal keberanian dan kenekadannya, Soekarno mampu mengalahkan lawan-lawannya.
Keberanian memang sebuah langkah awal menuju ke kemenangan. Dan sifat-sifat pemberaninya ini, sebenarnya memang diwarisinya dari kedua orang tuanya. Ida Ayu, ibunya, merupakan seorang keturunan bangsawan Bali yang dalam sejarah tercatat sebagai anti penjajah. Sedangkan Raden Soekemi, ayahnya, juga merupakan keturunan pejuang. Kakeknya dulu pernah ikut mendampingi Pangeran Diponegoro dalam menghadapi tentara Belanda.
Sejak masa kanak-kanaknya pun Soekarno telah membenci Belanda. Namun kebenciannya bukan tanpa alasan. Kebenciannya didasarkan pada sikap dan tingkah laku orang-orang Belanda yang amat merendahkan bangsanya.
Dalam pegaulan sehari-hari, Soekarno tidak jarang mengalami perlakukan yang kurang menyenangkan dari pada sinyo-sinyo Belanda.
Sikap keterlaluan ini pernah juga dialami Soekarno dengan gurunya sendiri, pada saat sekolahnya menyelenggarakan lomba menggambar. Soekarno memang memiliki bakat melukis sejak kecilnya. Dengan cepat dia mampu menyelesaikan lukisannya, bahkan dengan hasil yang paling bagus diantara yang lainnya. Ya, paling tidak menurut para pribumi pada umumnya. Namun ternyata gurunya berpendapat lain. Yang keluar sebagai pemenang dalam lomba tersebut justru temannya, orang Belanda. Sedangkan Soekarno hanya menduduki peringkat kedua. Padahal, lukisan temannya itu tidak lebih bagus dari lukisan Soekarno.
Sebagai anak-anak, Sekarno hidup sebagaimana anak muda pada umumnya. Suka berkelahi, suka mandi di kali, pergi memancing, atau nonton wayang. Nonton wayang ini juga merupakan saklah satu kegemarannya, bahkan hingga ia tuapun masih tetap disenanginya.
Soekarno mulai menunjukkan bakat kepemimpinannya ketika ia berusia sepuluh tahun. Saat itu ia sudah menjadi pemimpin kelompok dan memang nampak menonjol diantarateman-temannya yang lain. Di usianya yang kedua belas bahkan dia sudah memiliki ‘pasukan’ sendiri yang beberapa anggotanya berusia lebih tua darinya.
Kepribadian yang kuat, pemberani dan berbakat adalah hal-hal yang membuat teman-teman Soekarno senang bergaul dengannya. Soekarno selalu dijadikan pemimpin oleh teman-temannya. Selain itu juga, sering kali hal-hal apapun yang dilakukan Soekarno diikuti oleh teman-temannya yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar