Kamis, 29 November 2012
Rabu, 21 November 2012
IGD 21-11-2012
hari ini sebuah pengalaman yang takkan aku lupakan terjadi di IGD tempat aku tengah bertugas sebagai koasisten anak.
hari ini nyeri dadaku kambuh, setelah empat hari tanpa rasa sakit sama sekali setelah dapat suntikan analgetik. nyerinya tiba-tiba saja datang. pagi hari aku masih bertugas seperti biasa. masih tertawa-tawa, masih tugas di poliklinik seperti hari-hari sebelumnya. tapi sekitar jam dua belas siang, aku merasa dadaku nyeri. akhirnya aku coba minum satu kapsul analgetik yang selalu aku bawa kemanapun aku pergi.
ternyata obat oral tidak banyak membantu lagi. aku putuskan untuk pakai analgetik iv. aku coba dengan ketorolac iv. mas made yang tengah dinas pagi aku mintai tolong untuk menyuntikkannya. itu kira-kira jam setengah satu. tapi setelah suntik pun, rasa sakitnya tidak banyak berkurang. mulai sekitar jam 13.15 aku malah merasakan sakit yang lebih hebat lagi. aku berharap tadinya bisa segera pulang, karena aku sudah tak lagi bisa menahan nyeri. aku masih berharap tidak perlu drip analgetik hari ini, karena tadi kan sudah suntik iv juga. tapi aku tidak kuat. sakit sekali. kawanku bilang wajahku sudah pucat, mungkin akibat menahan nyeri yang teramat sangat. aku benar-benar tidak tahu kenapa tiba-tiba nyerinya langsung teramat sangat seperti itu. biasanya kan tidak langsung sakit begitu.
akhirnya aku putuskan untuk drip analgetik saja. aku minta tolong mas yos yang hari ini dinas siang. mas made yang sudah mau pulang terlihat terkejut melihat aku yang akan dipasang infus. aku katakan, ketorolac nya tak ada efeknya. aku masih merasakan nyeri yang amat sangat.
berhubung siang itu di IGD ramai pasien, akhirnya aku istirahat di kamar jaga perawat. tak terbayang rasanya siang itu. nyeri luar biasa dan rasanya lemas. aku siang itu bahkan sudah pasrah kalau masih tidak berefek juga obatnya, mungkin aku sementara di IGD dulu, lanjut drip analgetiknya. tapi dalam hati aku berdoa, jangan sampai harus rawat inap. jangan sampai.
aku pasti bikin repot siang itu, karena pasang infusnya di belakang (di kamar jaga perawat) jadi tiang infus, alat-alat untuk pasang infus, semua harus dibawa ke belakang. mas made dengan baiknya mencarikan tiang infus, ka iges mondar-mandir mengambil kan jarum abocath. aku benar-benar terharu siang ini. air mata yang menetes sebagian karena menahan nyeri sebagian juga karena menahan rasa haru.
akhirnya mas yos siang itu yang memasangkan infus untukku. aku sudah tak peduli lagi dengan rasa sakit ditusuk jarum infus, sebab dadaku jauh lebih nyeri. waktu ditusuk kedua kali, tiba-tiba saja lampu di IGD padam, membuat proses memasang infus ini jadi lebih terhambat. akhirnya dicoba dengan penerangan senter saja. yang terakhir aku ditemani kak yeti, yang dengan baik hati menemani sembari mengelus kepalaku.
semenjak aku sering sekali merasakan ditusuk jarum, tidak banyak yang pernah menemani atau bahkan mengelus kepalaku seperti yang kak yeti lakukan untukku siang ini, alhasil aku makin terharu. jauh di seberang pulau sana, ada seseorang yang tak pernah menemaniku kalau aku harus merasakan pedihnya ditusuk jarum namun menghakimiku dengan sangat tanpa perasaan. di kota kecil ini, aku malah menemukan orang-orang terbaik.
kak yeti masih sempat menemaniku sebelum akhirnya kembali bertugas, mas yos masih sempat mengambilkan selimut untuk aku jadikan bantal. kak iges pulang ke rumah sebentar dan setelah itu balik lagi menemaniku di IGD.
terakhir, saat aff infus, mas yoga yang melakukannya. masih seperti dulu pertama kali aku datang ke metro, mas yoga masih hobi mem-bully ku. entah kenapa mas ku yang satu ini senang sekali menggodaku. ada-ada saja tingkahnya. tadi aja banyak ritualnya hanya untuk aff infus. duh...
tapi yang jelas, kutuliskan kisah ini di sini, sebab aku tak ingin melupakannya. aku ingin selalu mengingat kebaikan kakak-kakakku semua..
terima kasih mas made, mas yos, mas yoga, ka iges, ka yeti...
Metro, 21 november 2012
Langganan:
Postingan (Atom)