Powered By Blogger

Zona Laut Biru

satu-satunya yang aku suka adalah : MENULIS, soal yang lain masih boleh ditawar, tapi MENULIS adalah satu-satunya duniaku yang tak pernah berdusta

Sabtu, 25 Mei 2013

Perempuan yang Membawa Luka

luka itu menganga, terpasang jelas..

cuma kau tak dapat menemukannya

pedih itu membiru..lebam sekujurnya

cuma kau tak mampu menginterpretasikannya

belenggu derita yang aku pagari sendiri

supaya kau tak baca

supaya mengabur saat kau mencoba menelusuri

 

terlalu panjang sudah cerita luka,

aku tak mau menulisnya

di atas lembar-lembar putih yang bisa aku baca lagi

tapi sikatrik ini memang tak pernah hilang

ia menciptakan aku yang sekarang

 

kau boleh memaki dan mencemooh

tapi tak perlu lagi mengancam

sebab aku telah lama hidup dalam ancaman kematian

dan aku tak pernah kalah

bila hanya sepenggal ini yang mampu kau ajukan

aku akan memilih jalan sendiri

 

hidup terlalu kejam untuk aku hadapi sendiri

dengan hitam masa lalu yang begitu menggerogoti kepercayaan diri

dan saat itu,

bukankah hanya dinding-dinding bisu yang menemaniku

 

engkau tak ada, saat aku merasa ingin bunuh diri

sebab tak kuat siksa dipisahkan dari segala yang mencandu

aku tak kuat menghadapinya sendirian

setiap malam dirongrong ketakutan

lalu saat mengira semua sudah usai

masihlah panjang jalan di hadapanku

 

tidakkah aku boleh hidup tanpa jutaan ketakutan yang mendera

belum cukupkah?

masih perlu dengan segala macam ancaman?

tidakkah lebih baik memelukku?

 

Sabtu, 18 Mei 2013

Cerita Menjelang Tidur

andai engkau tahu, aku merindukan saat kebersamaan, di mana aku boleh bercerita berdua denganmu, tentang segala hal yang ada di hatiku. Tapi nyatanya, engkau lebih banyak tak ingin mendengar.

 

Misalnya begini, tentang perasaanku kepada kekasihku. Tidakkah engkau ingin tahu? Padahal aku setengah mati ingin menceritakannya kepadamu. Ada banyak hal di dalam hatiku yang aku tak tahu harus bercerita kepada siapa. Aku sungguh ingin bercerita kepadamu, tapi kau selalu menutup telinga. Engkau selalu menganggapku remeh. Engkau tak pernah ingin tahu perasaanku.

 

Malam inipun jadi mengecewakan untukku, sebab kau merusaknya sendiri. Taukah engkau sejak siang aku menaruh kecewa? Aku sudah menjelaskan kepadamu, bahwa aku tak suka dokter yang satu itu, bahwa aku tak ingin lagi melihatnya. Tidakkah engkau paham soal aku? 


aku ingin bercerita padamu

Ada banyak cerita bahagia,
masih disegel di hati...
pernahkah engkau ingin mendengarnya?
Ada begitu banyak kisah luka..
belum sepenuhnya sembuh sempurna
pernahkah engkau menyempatkan merawatnya?
Atau ternyata masih sama seperti tahun-tahun yang lalu,
cuma malam-malam dingin jadi luapan emosi
bahwa aku hanya berkawan dengan dinding-dinding bisu
tempat air mata boleh dilepas tanpa aku takut dihakimi